Senin, 28 Oktober 2019

Atlitik lari sprint kelas 6B,6A jum,at 1 Nopember 2019

materi lari sprint




Pengertian Lari Sprint        

Lari sprint atau sering juga disebut dengan lari pendek adalah salah satu jenis lari dengan menempu jarak yang pendek. Peserta dituntut untuk menempuh jarak 100 meter, 200 meter dan 400 meter dengan berlari kecepatan penuh dari awal sampai akhir. Nomor atletik lari jarak pendek biasa disebut sprint race. Sedangkan untuk pelari pada jenis lari ini disebut dengan sprinter. Cabang atletik lari jarak pendek bisa diselenggarakan di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Untuk negara dengan empat musim biasanya pelaksanaan lari digelar pada musim dingin. Sedangkan untuk outdoor dilangsungkan ketika musim panas.
Perbedaan Lari Sprint Dengan Lari Jarak Menengah dan Jarak Jauh.           

Untuk lari pendek, jamak disebut dengan lari sprint. Kenapa jenis lari pendek ini dinamakan sprint, karena pad lari pendek yang diutamakan adalah kecepatan dan mengandalkan kecepatan pada otot. Bagian kaki yang diutamakan adalah pada otot tungkai untuk bisa bekerja dengan tenaga penuh full speed. Hal ini sangat dibutuhkan pada lari sprint karena pelari dituntut untuk berlari secepat mungkin pada jarak yang ditentukan tanpa adanya pengaturan ritme atau irama dalam melangkah untuk mengatu

Start Lari Jarak Pendek (Start Jongkok)

Teknik awalan atau start merupakan teknik yang sangat penting untuk diperhatikan karena awalan ini sangat menentukan keberhasilan. Berikut ini yang harus dilakukan:
  1. Jenis start yang dilakukan di awal merupakan start jongkok karena dinilai cukup efektif untuk menambah kecepatan. Untuk melakukannya, tumpuan kaki terkuat diletakkan di depan dan kaki satunya berada dibelakang. Kaki depan berfungsi untuk melakukan tolakan, yakni dengan mendorong sekuat tenaga ke arah depan.
  2. Pastikan kedua tangan menumpu di belakang garis start.
  3. Pada aba-aba ‘siap’ angkat pantat setinggi bahu, pandangan lurus ke depan, kosentrasi penuh, atur nafas, dan fokus pada aba-aba berikutnya.

2. Sikap Tubuh Lari Jarak Pendek

Pada aba-aba ‘grak’/pistol, tolakkan kaki penumpu depan sekuat-kuatnya, otomatis pada awalan lari badan akan condong ke depan, tegakkan perlahan mengikuti gerak tubuh ketika berlari.
Jangan terlalu tegak dan jangan terlr pernafasan.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Permainan pencak silat kl 6A 6B jum,at 25 Oktober 2019

Teknik dasar pencak silat yang wajib dikuasai pertama adalah kuda-kuda. Kuda-kuda merupakan sebuah sikap menapakkan kaki yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan saat akan menyerang ataupun bertahan.
Di dalam teknik pencak silat sendiri kuda-kuda terbagi menjadi enam, yaitu:
  • Kuda-kuda depan.
  • Kuda-kuda tengah.
  • Kuda-kuda belakang.
  • Kuda-kuda samping.
  • Kuda-kuda silang.
  • Kuda-kuda depan dan belakang.

2. Teknik Sikap Pasang

Setelah menguasai teknik dasar pencak silat kuda-kuda, selanjutnya kamu harus menguasai sikap pasang. Sikap pasang merupakan sebuah posisi yang dikombinasikan dengan kuda-kuda dan bersifat fleksibel sesuai dengan situasi bertahan ataupun menyerang.

3. Teknik Pola Langkah

Senin, 14 Oktober 2019

Jum'at 18 oktober 2019 kelas VIC VlB

Ada 3 teknik memegang peluru: jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang, jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
b. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
c. Teknik Menolak Peluru
• Cara memegang peluru
Bola peluru diletakkan pada ujung telapak tangan, akar jari-jari tangan. Jari telunjuk, jari tengan dan kelingking merupakan titik-titik utama untuk membantu lemparan.Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak tergelincir.Peluru harus berada dekat leher hingga waktu penolakan.
• Persiapan menolak
Kondisi tangan kanan memegang peluru yang ditempelkan pada bahu. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping, sedangkan tangan kiri diupayakan rileks di samping kiri badan.Tangan kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Ketika akan menolak atau melempar, siku harus setinggi mungkin dan mengikuti terus di belakang peluru. Pada saat peluru sudah dilepaskan, jangan sekali-kali membiarkan lengan tertuju di bawah peluru atau terburu-buru ditarik.Kedua kaki diusahakan sejajar, menghadap kea rah sasaran lemparan dan jarak antara kaki lebih lebar sedikit dari lebar pinggul.
• Tolakan berdiri
Posisi saat menolak harus ditekankan pada kaki karena kaki bagian yang terkuat dari tubuh. Kaki kanan diletakkan di muka batas belakang lingkaran.Sementara kaki kiri berada di samping kiri selebar badan dan segaris dengan arah lemparan. Pada saat seluruh badan menghadap ke arah tolakan, dengan cepat peluru itu ditolakkan sekuat-kuatnya ke depan (arah tolakan). Jalannya tolakan harus lurus dan sudut lemparnnya maksimal 40°.
B. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Teknik Tolak Peluru
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru: 1) Menyentuh balok batas sebelah atas, 2) Menyentuh tanah di luar lingkaran, 3) Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah, 4) Dipanggil selama 3 menit belum menolak, 5) Peluru ditaruh di belakang kepala, 6) Peluru jatuh di luar sektor lingkaran, 7) Menginjak garis lingkaran lapangan, 8) Keluar lewat depan garis lingkaran, 9) Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang, 10) Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
Beberapa hal yang disarankan: 1) Bawalah tungkai kiri merendah, 2) Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai dengan tungkai kiri memimpin di belakang, 3) Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak, 4) Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan, 5) Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran, 6) Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin, 7) Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan, 8) Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri.
Beberapa hal yang harus dihindari: 1) Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan, 2) Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan, 3) Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran, 4) Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan, 5) Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang, 5) Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping, 6) Terlalu awal membuka badan, 7) Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan.
C. Peralatan
Alat yang digunakan: 1) Rol Meter, 2) Bendera Kecil, 3) Kapur/tali raffia, 4) Peluru, 5) Obrient (gaya membelakangi arah tolakan), 6) Ortodox (gaya menyamping).
D. Lapangan Tolak Peluru

Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.